 |
Superman is Dead (Foto: Reno Nismara)
|
Jakarta - Entah sudah berapa lama sejak
label rekaman
besar Indonesia merilis album dalam bentuk piringan hitam. Kepraktisan
CD membuat piringan hitam dilupakan, padahal menurut banyak pengamat
musik, kualitas suara yang dihasilkan piringan hitam ada di atas CD.
Atau mengutip kata Jerinx,
drummer Superman is Dead: “Lebih manusiawi.”
Bertempat di kantor Sony Music Entertainment Indonesia, ia bersama rekan bandnya, vokalis dan gitaris Bobby Kool serta
bassist
Eka Rock, mengundang sejumlah media untuk berdiskusi perihal album
kumpulan lagu terbaik trio punk asal Bali tersebut yang akan dirilis
Sony dalam format piringan hitam.
“Superman is Dead punya ide untuk merilis album dalam bentuk
vinyl
yang langsung kami setujui. Setelah sekian lama, grup atau musisi
Indonesia sudah tidak pernah rilis piringan hitam lagi. Yang jadi
masalah,
vinyl dan alat pemutarnya kini merupakan barang
langka. Dan apa yang digagas Superman is Dead ini merupakan hal
positif,” terang Jan Djuhana selaku petinggi Sony cabang Indonesia.
Ia melanjutkan, “(Piringan hitam) ini akan menjadi
collector’s item.
Belum tentu Outsiders (sebutan bagi penggemar Superman is Dead) yang
beli nanti punya alat pemutarnya. Jadi mereka senang dengan apa yang
mereka miliki, karena dibuat
limited, tidak sampai seribu kopi. Intinya, pihak Sony bangga dapat merilis piringan hitam untuk artis Indonesia setelah sekian lama.”
Lagipula,
lanjut Jan, Superman is Dead adalah salah satu band paling berpengaruh
di Indonesia yang penjualan albumnya terus mencatat prestasi bagus
bahkan hingga saat ini ketika penjualan fisik sedang lesu.
Jerinx
lalu menjelaskan bahwa obsesi Superman is Dead merilis piringan hitam
adalah untuk mendokumentasikan tujuh belas tahun karier mereka dalam
sebuah bentuk karya yang layak dikoleksi dan sekaligus mengikuti jejak
band-band legendaris yang mereka gandrungi.
“Analoginya, piringan
hitam ini adalah album foto spesial. Di antara tumpukan album foto,
pasti ada satu album foto yang benar-benar spesial. Kami pilih foto-foto
terbaik untuk piringan hitam tersebut. Kami benar-benar memikirkan
penggarapannya secara matang, mulai dari
artwork, foto-foto yang dicantumkan, hingga desain
pop-up yang meramaikan
packaging-nya,” ujar Jerinx panjang lebar menjelaskan.
Walau
begitu, ketiga personel Superman is Dead mengaku tidak mendengarkan
lagu melalui piringan hitam. Jerinx dan Eka memang memiliki beberapa
piringan hitam untuk album-album yang mereka sukai, namun hanya sebagai
pajangan saja karena tidak memiliki alat pemutarnya. Sementara Bobby
sama sekali tidak menyentuh format itu.
Sampul depan piringan
hitamnya sendiri menggunakan foto tiga pemuda Pulau Dewata yang diambil
pada tahun 1977, tahun yang sering disebut sebagai “
the year punk broke”.
Namun Jerinx mengakui bahwa ia tak berpikir sejauh itu, walau korelasi
tersebut masuk akal. Ia malah menyebut bahwa itu adalah tahun kelahiran
dirinya dan Eka, sementara Bobby mulai menghirup udara Bumi dua tahun
lebih dulu dibanding dua rekannya.
Tajuk album kumpulan lagu
terbaik tersebut tidak diperkenankan bocor oleh Jerinx, karena merupakan
bentuk kejutan yang Superman is Dead berikan untuk manajer pertama
mereka, Rudolf Dethu.
Adapun jumlah lagu yang tercantum pada
album tersebut hanya delapan, yaitu “Old World”, “Get in Touch”, “Kuta
Rock City”, “Hanya Hari Ini”, “Lady Rose”, “Bukan Pahlawan”, “Pulang”,
dan “Jika Kami Bersama”. Jumlah lagu yang sedikit ini disebabkan oleh
durasi yang terbatas. Namun Superman is Dead meyakinkan bahwa lagu-lagu
yang telah dipilih paling mewakili karier mereka.
“Proses pemilihan lagu itu sangat
stressful.
Kami punya banyak lagu, tapi album itu hanya dapat diisi dengan delapan
lagu. Sementara setiap personel memiliki pilihan yang berbeda-beda.
Setelah proses panjang, akhirnya terpilihlah delapan lagu yang dirasa
paling mewakili kami bertiga,” tambah Jerinx.
Terdapat dua lagu
dari album tersebut yang direkam ulang oleh Superman is Dead, yaitu “Old
World” dan “Get in Touch”. Perekaman ulang itu harus dilakukan karena
materi aslinya yang sudah hancur terserang jamur. Walau begitu, Eka
menjelaskan kalau mereka tetap mempertahankan esensi-esensi yang ada di
versi lama lagu itu, salah satunya esensi
noise.
Rencananya, piringan hitam tersebut akan mulai dijual pada Maret 2012 seharga Rp 350 ribu melalui sistem
mail order dengan memanfaatkan jejaring sosial sebagai alat promosi efektif. Proses produksi
packaging album tersebut dilakukan di Jakarta, sementara piringan hitamnya sendiri dicetak di Belanda.
Rolling Stone :
http://rollingstone.co.id/read/2012/02/23/163557/1850101/1093/superman-is-dead-segera-rilis-kumpulan-lagu-terbaik-dalam-format-piringan-hitam